Pemeriksaan Fisik Bag. I

Tahap Pra Rumah

Pendahuluan

Pengumpulan data sangat penting dalam penanganan pasien baik kasus trauma ataupun kedaruratan medis. Pengumpulan data yang sistematik akan mempermudah paramedik untuk menentukan kondisi korban. Juga sangat penting sebagai data dasar untuk menentukan apakah korban perlu dikirim ke RS atau dipertahankan di lokasi.

Paramedik harus madmpu melakukan pemeriksaan secara sistematik. Dalam pemeriksaan ini paramedik harus menggunakan semua indranya untuk melakukannya. Paramedik harus memiliki kemampuan komunikasi yang baik dalam mencari data dari pasien. Dalam beberapa hal paramedik juga membutuhkan bantuan tenaga lain untuk mendapatkan data tertentu seperti x-ray, laboratorium, dll.

Namun, kemampuan dasar paramedik untuk mendapatkan data obyektif maupun subyektif harus dikuasai secara baik, karena hal itu sangat penting dalam kerja sehari-hari. Kesalahan dalam pemeriksaan akan membuat paramedik menentukan keputusan yang tidak tepat bahkan dapat membahayakan nyawa korban.

A. Data Subyektif

Merupakan data yang didapatkan dati pasien atau orang lain yang menjadi saksi dalam kasus ini. Secara dasar, data-data ini berupa keluhan pasien; apa yang ia rasakan, bagaimana perasaaannya serta bagaimana orang lain menyaksikan kejadian itu.

Pada kasus pra-rumah sakit, akan sangat berguna apabila paramedik mampu mendapatkan data dengan menggunakan teknik pemeriksaan yang singkat dan menyeluruh yang membuat pemeriksaan dapat dilakukan dalam waktu yang lebih singkat. Untuk mendapatakna data subyektif, ‘SAMPLE’ merupakan teknik yang umum dipakai untuk mendapatakan gambaran umum kejadian, sedangkan ‘OPQRST’ digunakan untuk mendapatkan data yang lebih terfokus; khususnya pada kedaruratan medis.

Ada tiga langkah dalam proses pengumpulan data:

1. Fase Perkenalan: paramedik harus mengenalkan diri sendiri khususnya jika pasien sadar. Jika perlu jelaskan mengenai tujuan pemeriksaan.

2. Fase Kerja: parameidk mengumpulakan data yang dibutuhkan. Medik harus mendengar dan memperhatikan setiap keluhan atau setiap informasi yang telah didapatkan. Medik juga harus memastikan data subyektif ini dengan data obyektif yang didapatkan.

3. Fase Kesimpulan: paramedik menyimpulkan data yang didapatkan dan jika mungkin tentukan masalah utama yang menyebabkan korban datang atau memanggil bantuan medis. Pada tahap ini paramedik juga harus merencanakan tindakan apa yang dibutuhkan termasuk kemungkinan referal ataupun evakuasi.

B. Pengumpulan Data Subyektif Umum

‘SAMPLE’ adalah enam komponen data subyektif yang harus didapatkan medik dari pasien, keluarga, saksi kejadian ataupun dari ‘first aider’ ataupun orang yang pertama menemukan korban. Untuk mendapatkan data ini, medik sebaiknya menggunakan pertanyaan terbuka yang akan memberi jawaban yang luas dan banyak. Contoh; ‘Apa yang anda rasakan?’, ‘apa 0saja yang anda alami?’, Hindari penggunaan pertanyaan tertutup yang hanya akan mendapatkan jawaban ‘ya’ atau ‘tidak’. Data-data yang dikumpulakan akan digunakan sebagai dasar pemberian tindakan pada pasien.

Data-data ini terdiri dari:

‘Sign & Symptoms’ – Tanda & Gejala

Perhatikan tanda dan gejala yang dikeluhkan oleh pasien. Sebagai contoh, keluhan sesak napas, nyeri kepala, nyeri dada atau perut harus segera ditindaklanjuti dengan pemeriksaan area yang dikeluhkan untuk mencari adakah cedera atau masalah yang mengancam nyawa. Selalu pikirkan akan adanya masalah yang mengancam nyawa yang berkaitan dengan keluhan yang disampaikan oleh pasien.

‘Allergies’ – Riwayat Alergi

Pada pemeriksaan ini pastikan apakah pasien memiliki riwayat alergi terhadap obat, makanan atau hal-hal lain seperti debu, bulu, dll. Pemeriksaan ini dapat juga diperkuat dengan penemuan adanya ‘medic alert’ seperti gelang, kalung, dll. Riwyat alergi ini sangat penting karena kemungkinan pasien akan membutuhkan tindakan lebih lanjut seperti pembedahan dan perawatan lanjutan di rumah sakit.

Determine whether the patient has any allergies to medications, food or environmental agents

‘Medications’ – Pengobatan Yang Sedang Dijalani

Pemeriksaan ini mengetahui apakah pasien sedang menjalani pengobatan atau tidak. Pastikan apakan pasien mengkonsumsi:

1. Obat-obatan resep dokter

2. Obat-obatan bebas

3. Obat-obatan kontrasepsi (KB)

4. Obat-obatan terlarang (narkoba)

Untuk memastikan apakah ada pengobatan yang sedang dijalani, maka saat melakukan pemeriksaan fisik, periksa juga kantung korban untuk mencari adanya obat-obatan yang mungkin disimpannya. Data ini sangat penting karena dengan demikian akan memberikan data untuk memperkuat keterangan korban sekaligus dapat memperkirakan kondisi korban. Contoh, saat ditemukaannya obat anti hipertensi di kantung korban, mungkin korban menderita hipertensi atau kondisinya karena efek samping dari obat-obat yang sedang dikonsumsinya.

‘Past Medical History’ – Riwayat Kesehatan Masa Lalu

Pastikan adanya kondisi yang diderita korban seperti epilepsi, penyakit jantung, diabetes atau gangguan fungsi ginjal, dll. Juga tanyakan adanya riwayat pembedahan atau perawatan rumah sakit, atau apakah korban sedang di bawah pengawasan dokter. Ini sangat penting karena masalah ini dapat memperburuk kondisi korban atau mempercepat penurunan kondisi korban.

‘Last Meal’ – Makan Terakhir

Ini berarti mencari apakah ada yang telah dimakan korban sebelum mengalami masalah. Apakah ia memakan atau meminum sesuatu. Pastikan anda telah memeriksa hal-hal berikut:

q Apa jenis makanan / minuman yang telah dikonsumsi

q Kapan makanan / minuman ini dikonsumsi

q Jumlah makanan / minuman yang telah dikonsumsi

Data-data ini sangat penting karena pasien mungkin membutuhkan perawatan lebih lanjut dan membutuhkan anestesi atau pembedahan.

‘Even Lead To Injury’ – Kejadian Yang Menyebabkan Cedera atau Sakit

Dat-data ini akan memberikan gambawan bagaimana kecelakaan atau sakit itu terjadi. Dari data ini pula dapat disimpulkan bagaimana cedera ini terjadi dan penyebab cedera. Dari hal ini dapat diperkirakan pula seberapa jauh cedera yang terjadi. Namun, dalam melakukan pemeriksaan ini medik haruslah bijaksana, karena ‘accident’ menjadi masalah yang sensitif khususnya di lingkungan perusahaan. Saat menanyakan kejadian, gunakan tonasi kata yang sesuai, jika tidak maka akan terlihat seperti ‘investigasi kecelakaan’ oleh polisi. Jangan menghakimi pasien, biarkan pasien menceritakan kejadian dari sudut pandangnya. Anda mungkin dapat mengkonfirmasi masalah tersebut dengan saksi yang ada.

C. Pengumpulan Data Subyektif Terfokus

Pemeriksaan ini ditujukan untuk mencari ‘fokus masalah’. Hal ini sangat penting saat menghadapi masalah kedaruratan medis. Bagaimanapun, hal ini juga sangat berguna untuk menentukan tingkat keparahan masalah korban. Ingatlah jembatan keledai ini ‘OPQRST’

‘Onset’ – Munculnya Masalah Yang Terjadi

Tanyakan bagaimana dan kapan masalah tersebut terjadi, apakah muncul secara mendadak atau bertahap atau apakah juga berkaitan dengan aktifitas yang dilakukan. Contoh, ‘Apa yang sedang anda lakukan saat nyeri tersebut datang?’

‘Provocation / Palliation’ – Faktor Yang memperberat atau memperburuk

Tanyakan apa yang memperburuk keadaan dan apa yang memperingan masalah yang terjadi. Jika ada pengobatan yang dikonsumsi, apakah masalah yang dialami dapat diringankan atau justru makin buruk atau tidak ada efek sama sekali.

‘Quality and quantity’ – Seberapa parah masalah yang dialami

Minta pasien untuk menggambarkan bagaimanan masalah itu dirasakannya. Contoh, jika pasien mengeluh nyeri, minta korban untuk menggambarkan nyeri yang dialaminya, apakah rasa seperti diremas, tertusuk-tusuk, nyeri seperti ditekan, panas, dll. Gunakan pertanyaan terbuka seperti ‘ bagaimana rasa nyerinya pak?’ Hindarilah pertanyaan tertutup seperti “Apakah nyerinya seperti ditusuk?”

Tanya juga apakah masalah yang dihadapinya menyebabkan ia tak mampu bekerja atau bergerak.

‘Region and Radiate’ – Dimana dan Kemana rasa nyeri menyebar

tanya pasien dimana masalah bermula, dada? Perut? Atau bagian tubuh yang lain. Kemudian tanyakan juga apakah nyerinya juga menyebar ke bagian tubuh yang lain. Misalkan, pasien mengeluh nyeri dada, tanyakan apakah nyeri menyebar ke tempat lain seperti rahang, atau lengan, dll.

‘Severity’ – Tingkat Keparahan

Minta korban untuk menggambarkan tingkat keparahan masalah yang dialami, minta untuk membuat skala antara 1 hingga 10, 1 adalah yang terparah. Cek penampilan pasien untuk mengkonfirmasi tingkat keparahan masalahnya.

‘Time’ – Waktu durasi

Minta pasien untuk menceritakan seberapa lama masalah telah terjadi. Jangan mengira bahwa pasien memanggil anda sesaat setelah merasakan masalahnya; seringkali pasien datang ke anda setalh kondisinya memburuk untuk beberapa hari atau jam. Panjang waktu munculnya gejala sangat penting untuk dicatat.

1.3 Data Obyektif

Data obyektif berarti data yang dapat diperiksa oleh medik dengan mengguankan teknik pemeriksaan. Data-data ini didapatkan melalui pemeriksaan fisik terhadap pasien. Ada empat teknik pemeriksaan yang digunakan dalam pemeriksaan fisik ini.

q Inspeksi

q Palpasi

q Perkusi

q Auskultasi

Banyak peralatan yang dapat digunakan dalam pemeriksaan fisik, namun ada beberapa yang harus ada di klinik di lokasi kerja.

q Sthethoscope

q Sphygmomanometer

q Thermometer

q Senter

1.3.1 Teknik Dasar Pemeriksaan

Inspeksi

Adalah metode observasi yang digunakan saat pemeriksaan fisik. Teknik ini mengguanakan penglihatan, penciuman dan pendengaran untuk mengetahui kondisi normal atau adanya deviasi dari bagian tubuh yang diperiksa. Metode ini adalah langkah pertama dalam pemeriksaan fisik.

Dalam pengkajian fisik, lakukan pemeriksaan dengan melihat penampilan umum. Perhatikan penampilan umum, setelah penampiilan ini lanjutkan pemeriksaan dengan pengkajian yang sistematis selanjutnya. Ketika melakukan pemeriksaan ini, pastikan bahwa penerangan dan sinar cahaya cukup untuk melakukan pemeriksaan.

Palpasi

Merupakan metode untuk ‘merasakan’ dengan tangan saat pemeriksaan fisik. Dengan pemeriksaan ini anda dapat menentukan:

q Tekstur (kasar/halus)

q Suhu (hangat / panas / dingin)

q Kelembaban (kering, basah atau lembab)

q Gerakan (diam atau tremor otot)

q Konsistensi jaringan (padat atau berair)

Comments

No responses to “Pemeriksaan Fisik Bag. I”

Posting Komentar