Pemeriksaan Fisik Bag. II

Sensitivitas Bagian Tangan

Bagian tangan yang dipakai

Hal Yang Dapat Dirasakan

Jari-jari (ujung jari)

Adanya gerakan halus jaringan atau pulsasi

Permukaan tangan

Getaran yang mungkin terjadi (i.e., thrills, fremitus)

Punggung tangan

Suhu kulit

Palpasi

Jenis

Tujuan

Teknik

Palpasi Ringan

Digunakan untuk ada tidaknya abnomalitas permukaan (contoh, tekstur, suhu, kelembaban, elastisitas, pulsasi, organ-oran superfisial, dll)

Tekan kulit ½ hingga ¾ inci dengan ujung jari

Palpasi Dalam

Digunakan untuk meraba organ dalam dan masa untuk melihat ukuran, bentuk, simetris atau mobiltasnya

Tekan kulit sedalam 1½ hingga 2 inci dengan tekanan yang mantap.

Mungkin diperlukan juga tangan lainnya untuk membantu penekanan

Palpasi Bimanual

(gunakan teknik ini dengan hati-hati karena mungkin akan merangsang nyeri atau mengganggu organ internal tubuh)

Digunakan untuk mengkaji organ dalam di rongga abdomen.

Gunakan dua tangan, satu tangan pada sisi masing-masing bagian tubuh atau organ yang diperiksa

Tangan yang di bagian atas digunakan untuk memberikan tekanan ketika tangan yang di bawah digunakan untuk memeriksa jaringan yang dalam

Gunakan satu tangan untuk menekan secara dalam dinding perut abdominal untuk menggerakkan jaringan dalam arah tangan yang lainnya, dan gunakan tangan tersebut untuk merasakan jaringan yang diperiksa

Perkusi

Untuk mengetuk bagian tubuh untuk memeriksa nyeri tekan atau suara yang bervariasi sesuai dengan ketebalan atau isi jaringan di bawahnya. Dua jenis perkusi yang digunakan tergantung pada tujuan pemeriksaan ini. Pemeriksaan ini biasanya digunakan untuk memeriksa setelah area tersebut telah dipalpasi.

TEKNIK PERKUSI

JENIS PERKUSI

TUJUAN

TEKNIK PEMERIKSAAN

Perkusi Secara Langsung

Untuk memeriksa nyeri tekan atau nyeri

Secara langsung lakukan ketukan ke bagian tubuh yang dicurigai dengan satu atau dua jari secara lembut

Perkusi Tidak Langsung

Digunakan untuk memeriksa suara di dada atau abdomen; timpani, resonans, hiperresonan, pekak, suara datar.

Letakkan jari tengah di bagian tubuh yang diperiksa

Kemudian dengan jaringan yang lain ketuk jari yang menempel di tubuh (gunakan tangan yang dominan ini). Tekuk pergelangan tangan. Dengarkan suara yang dihasilakan oleh ketukan jari (dilakukan dengan menggerakan pergelangan tangan secara cepat seperti saat melakukan suntikan IM)

SUARA PERKUSI

Jenis

Penyebab

Suara

Contoh

Timpani

Udara di bawah jaringan

Seperti suara gendang

Udara di pipi, atau udara di saluran usus

Resonan

Sebagian seperti campuran air dan jaringan padat

Hollow

Suara normal paru

Hiperresonan

Bagian udara lebih banyak

Booming

Paru yang mengalami emfisema

Dullness

Jaringan padat

Suara pekak

Hati, limpa, jantung

Auskultasi

Mendengar berbagai suara napas, jantung dan usus menggunakan stetoskop. Stetoskop yang bagus setidaknya memiliki:

q ‘Ear plug’ yang pas di telinga

q Panjang tidak lebih dari 15 inci dengan diameter internal tidak melebihi 1/8 inci

q Memiliki sisi diafragma dan bell

Sisi diafragma dan bell digunakan untuk mendeteksi berbagai suara secara secara terpisah.

Penggunaan Sisi Diafragma dan Bell

Tujuan

Teknik

Diafragma

Untuk mendeteksi suara yang tinggi (seperti suara napas, jantung normal dan suara usus)

Tempelkan dan tekan secara mantap di bagian tubuh yang diperiksa

Bell

Mendengarkan suara yang rendah (contoh suara abnormal jantung dan ‘bruits’)

Letakkan bagian bell di atas bagian tubuh secara halus

Ketika melakukan auskultasi terhadap pasien, evaluasi frekuensi, intensitas, durasi, jumlah dan kualitas suara.

1.3.2 Keadaan Umum

Pemeriksaan ini untuk mengetahui keadaan umum kesehatan pasien. Jika pasien dalam keadaan normal, maka akan ditemukan bahwa pasien kooperatif, gerakannya terarah, dan hanya merasa sedikit tegang atau cemas.

Sebaliknya jika pasien kritis atau memburuk mungkin ditemukan kondisi yang tidak kooperatif, bingung, gerakan tidak terarah, gemetar dan tmerasa sangat cemas atau bahkan agitatif.

Pada saat pemeriksaan ini akan didapatkan kesan umum mengenai keadaan pasien.

1.3.3 Pemeriksaan Tanda-tanda Vital

Tanda-tanda vital akan memberikan informasi keadaan pasien apakah dalam keadaan baik atau memburuk, bahkan dapat memberikan informasi seberapa parah kondisinya. Sebagian besar hasi pemeriksaan akan menunjukkan status fungsi organ-organ vital pada saat pemeriksaan.

Pernapasan

Paramedik dapat mengkaji pernapasan untuk melihat jumlah, irama, suara serta adekuat tidaknya pernapasan. Pernapasan yang normal akan memiliki kriteria seperti di bawah ini:

R Jumlah : 8 – 20 /min

R Irama: teratur

R Kedalaman : pergerakan dada seimbang kiri kanan dengan ukuran sekitar 1-2 inci

Keterangan

Normal

8 – 20 per menit dan teratur

Apneu

Tidak ada pernapasan

Bradipneu

<>

Tachypnea

> 20 / menit dan teratur

Hiperventilasi

Kecepatan dan kedalaman meningkat

Hipoventilasi

Kecepatan dan kedalaman menurun

Cheyne-Stokes

Adanya periode antara apneu and hiperventilasi

Kussmaul

Napas yang sangat dalam dengan ritme teratur

Pernpasan Biot’s (ataxia)

Apneu yang berselang seling dengan munculnya napas yang kedalamanya bervariasi (sebagian besar dangkal), serta tidak teratur

Bising Napas

Suara

Penyebab

Wheezing (‘mengi’)

Konstriksi (penyempitan) pada bronkhioli di paru-paru

Snoring (‘ngorok’)

Sumbatan sebagian saluran napas atas oleh lidah di dekat faring

Gurgling (‘kumur’)

Adanya cairan di saluran napas atas

Crowing or Stridor

(suaran kasar dan jelas)

Adanya penyumpatan di saluran napas atas di dekat laring

Partial obstruction of the upper airway at the level of the larynx

Denyut Nadi

Denyut Nadi dapat dikaji dengan menggunakan palpasi di bagian radialis (pergelangan tangan), femoralis (inguinal) atau karotid (leher). Denyut nadi normal akan memiliki kriteria:

q Jumlah : 60 – 100 per menit

q Irama teratur

q Kekuatan denyut sama secara bilateral

Disarankan untuk memeriksa denyut nadi dalam waktu satu menit khususnya saat ketidaknormalan ditemukan (contoh denyut ireguler)

Tekanan Darah

Tekanan darah dapat diperiksa melalui perkiraan kasar berdasarkan denyut nadi yang teraba. Tetapi Pemeriksaan yang akurat hanya bisa didapat melalui pemeriksaan dengan alat (spigmomanometer).

Perkiraan Kasar Berdasarkan Denyut Nadi Yang Teraba

Denyut Nadi Yang Teraba

Perkiraan Tekanan Darah Minimum

Radialis

60 mmHg

Femoralis

70 mmHg

Carotis

80 mmHg

Tekanan Darah Normal (dengan spigmomanometer)

Pasien

Sistolik

Diastolik

Dewasa (laki-laki)

Umur + 100 (hingga 150 mmHg)

60 – 90 mmHg

Dewasa (perempuan)

Umur + 90 (hingga 140 mmHg)

50 – 80 mmHg

Bayi dan Anak-anak

90 + (2 X umur dlm tahun) à batas atas normal

70 + (2 X umur dlm tahun) à batas bawah normal

2/3 sistolik

Temperatur

Untuk pemeriksaan yang cepat, palpasi dengan punggung tangan dapat dilakukan, tetapi untuk pemeriksaan yang akurat harus dengan termometer.

Temperatur Tubuh

Pemeriksaan

Normal

Deviasi

Oral

97 – 100 oF

(36-37.8 oC)

<>oF or >100 oF

(<>oC or > 38 oC)

Demam, kedinginan, menggigil, gelisah

Rectal

1 oF lebih tinggi dari oral

Axilar

1 oF lebih rendah dari oral

Comments

No responses to “Pemeriksaan Fisik Bag. II”

Posting Komentar